Jumat, 17 Januari 2014

ELISITASI KEBUTUHAN

ELISITASI KEBUTUHAN
SISTEM INFORMASI SEKOLAH TENTANG PRESENSI

        Sistem presensi atau absen di sekolah adalah salah satu tata tertib yang ada di sekolah. Tata tertib sangat dibutuhkan untuk menciptakan adanya kedisiplinan dan keteraturan dalam sekolah. Dalam kehidupan persekolahan, keteraturan ini dapat berupa penggunaan dan pemeliharaan sarana prasarana sekolah, penggunaan waktu belajar mengajar, pergaulan dalam lingkungan sekolah, pengelolaan administrasi, serta mengatur hubungan dengan masyarakat lingkungannya. Tata tertib juga menjadi pedoman bagi sekolah untuk menciptakan suasana dan  keadaan yang tertib, aman dan teratur sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bersifat negatif. Selain itu tata tertib juga berfungsi untuk mengatur tingkah laku dan sikap yang dimiliki peserta didik. Dalam tata tertib sekolah ini berisi hal-hal yang diwajibkan untuk siswa, hal-hal yang dianjurkan, hal-hal yang tidak boleh dilakukan, serta hukuman bagi siswa yang melanggar. Fungsi tata tertib yang meliputi berbagai macam hal inilah yang kemudian membuat tata tertib memiliki peran yang penting dalam dunia persekolahan.
        Presensi adalah suatu kegiatan mencatat kehadiran setiap siswa di sekolah. Tujuan adanya presensi secara umum adalah untuk mengetahui kehadiran dan ketidak hadiran peserta didik, perizinan untuk tidak masuk sekolah atau meninggalkan pelajaran, serta menertibkan siswa dan siswi agar selalu hadir di sekolah tepat waktu dan memastikan apakah siswa atau siswi mengikuti kegiatan belajar mengajar secara efektif. Sehingga presensi memiliki peran yang sangat penting dalam ketertiban sekolah.


TEKNIK ELISITASI WAWANCARA

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.
Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
1.    Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2.   Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3.   Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
4.   Wawancara pribadi.
5.   Wawancara dengan banyak orang.
6.   Wawancara dadakan / mendesak.
7.   Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.



Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai berikut:
  • Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
  • Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden.
  • Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
  • Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.


REFERENSI WAWANCARA
1.    Bagaimana proses absensi siswa yang hadir?
2.   Bagaimana prosedur jika siswa ingin melihat status absennya?
3.   Menurut Anda selama ini prosedur absensi sudah berjalan maksimal ?
4.   Apakah ada database untuk membuat laporan tentang absensi ?



PENGEMBANGAN TEKNIK ELISITASI WAWANCARA

  1. Bagaimana perancangan sistem informasi absensi akademik di ?
  2. Bagaimana pengujian sistem informasi absensi akademik di ?
  3. Apa yang dapat mendukung sistem informasi absensi untuk memperkecil terjadinya kesalahan ?
  4. Apakah sudah diterapkan sistem informasi absensi dengan menggunakan sidik jari digital di ?
  5. Menurut anda, lebih efektif dan efisien manakah dari sistem informasi absensi yang secara manual dengan menggunakan sidik jari digital ?
  6. Bagaimana hasil laporan apabila menggunakan sistem informasi absensi secara manual ?
  7. Bagaimana hasil laporan apabila menggunakan sistem informasi absensi dengan sidik jari digital ?
  8. Siapa sajakah yang terlibat dalam sistem informasi absensi ini ?






Tidak ada komentar:

Posting Komentar